Mata Dunia Lain - [lihat.co.id] - Manusia selalu tertarik dengan kisah hidup orang lain, cerita bahagia atau duka. Kisah tentang putri dan pangeran yang akhirnya hidup bahagia selama-lamanya tentu jadi impian banyak orang. Namun, akhir cerita yang tragis bak Romeo-Juliet pun juga kerap dinikmati.
Suka dan duka, tawa dan tangis, paradoks yang bisa menggagas banyak cerita untuk 'dijual' kepada khalayak umum. di Indonesia cukup banyak kisah berakhir sedih yang akhirnya menjadi komoditi, seperti misalnya tempat-tempat wisata di bawah ini:
[lihat.co.id] - Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumbar, terdapat makam Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.
Berada di makam ini, sekilas wisatawan akan diajak mengenang kisah tragis gadis Minang yang dijodohkan paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya. Anda bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.
[lihat.co.id] - Tak hanya di Sumatera Barat, di tengah Delta Sungai Musi, Palembang, Sumsel juga terselip kisah cinta tragis. Tepatnya di Pulau Kemaro antara Putri Raja Palembang, Siti Fatimah dengan saudagar kaya sekaligus pangeran asal negeri China, Tan Bun Ann.
Keduanya saling jatuh cinta dan sepakat untuk menikah. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan Bun Ann untuk menyediakan 9 guci berisi emas. Untuk menjaga emas tersebut dari bajak laut, guci berisi emas tersebut ditutupi dengan asinan sawi oleh orang tuanya. Melihat isinya hanya asinan sawi, Tan Bun Ann pun kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai.
Namun, guci terakhir yang ia lempar tidak sengaja pecah. Di situlah ia melihat keping-keping emas. Terlambat untuk menyadari kesalahannya, Tan Bun Ann pun terjun ke sungai dan mencari guci-guci tersebut. Mendengar kejadian tersebut, Siti Fatimah pun ikut terjun dengan niat membantu. Sebelum terjun, dirinya berkata, "Jika ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya."
Tak lama, muncul dua gundukan tanah yang dipercaya sebagai makam Siti Fatimah dan Tan Bun Ann. Untuk mengenang mereka, dibuatlah makam keduanya di Pulau Kemaro dan masih ada sampai saat ini.
Suka dan duka, tawa dan tangis, paradoks yang bisa menggagas banyak cerita untuk 'dijual' kepada khalayak umum. di Indonesia cukup banyak kisah berakhir sedih yang akhirnya menjadi komoditi, seperti misalnya tempat-tempat wisata di bawah ini:
[lihat.co.id] - Siapa yang tak tahu kisah percintaan antara Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri dari Ranah Minang. Namun, cinta keduanya tak bisa bersatu karena perjodohan. Ini hanyalah sebuah cerita yang ditulis oleh Marah Rusli.
Akan tetapi, bisa jadi ini bukanlah cerita semata. Karena di Gunung Padang atau Bukit Siti Nurbaya di Padang, Sumbar, terdapat makam Siti Nurbaya. Makam ini, dipercayai sebagai tempat peristirahatan abadi Siti Nurbaya.
Berada di makam ini, sekilas wisatawan akan diajak mengenang kisah tragis gadis Minang yang dijodohkan paksa dengan Datuk Maringgih ini. Setelah berziarah ke makam Siti Nurbaya, jangan lupa datang ke Jembatan Siti Nurbaya. Anda bisa nongkrong di jembatan ini, sambil menikmati suasana malam Kota Padang.
[lihat.co.id] - Tak hanya di Sumatera Barat, di tengah Delta Sungai Musi, Palembang, Sumsel juga terselip kisah cinta tragis. Tepatnya di Pulau Kemaro antara Putri Raja Palembang, Siti Fatimah dengan saudagar kaya sekaligus pangeran asal negeri China, Tan Bun Ann.
Keduanya saling jatuh cinta dan sepakat untuk menikah. Siti Fatimah mengajukan syarat pada Tan Bun Ann untuk menyediakan 9 guci berisi emas. Untuk menjaga emas tersebut dari bajak laut, guci berisi emas tersebut ditutupi dengan asinan sawi oleh orang tuanya. Melihat isinya hanya asinan sawi, Tan Bun Ann pun kesal dan membuang guci-guci itu ke sungai.
Namun, guci terakhir yang ia lempar tidak sengaja pecah. Di situlah ia melihat keping-keping emas. Terlambat untuk menyadari kesalahannya, Tan Bun Ann pun terjun ke sungai dan mencari guci-guci tersebut. Mendengar kejadian tersebut, Siti Fatimah pun ikut terjun dengan niat membantu. Sebelum terjun, dirinya berkata, "Jika ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya."
Tak lama, muncul dua gundukan tanah yang dipercaya sebagai makam Siti Fatimah dan Tan Bun Ann. Untuk mengenang mereka, dibuatlah makam keduanya di Pulau Kemaro dan masih ada sampai saat ini.
[lihat.co.id] - Coban Rondo di Desa Pandesari, Pujon, Malang, Jatim, menjadi air terjun yang ramai dikunjungi wisatawan. Di balik keindahannya, ada kisah sedih Dewi Anjarwati yang menanti sang suami dari medan perang. Sayang mereka tak bertemu hingga maut menjemput.
Di sini, ada batu besar yang konon batu ini dulu digunakan Dewi Anjarwati sebagai tempat duduk selama menunggu suaminya, Raden Baron Kusuma yang berduel melawan Joko Lelono yang menginginkan istrinya. Sampai pada akhir hayatnya, suami yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Ternyata Baron Kusuma dan Joko Lelono, keduanya sama-sama tewas dalam duel tersebut.
Hingga akhirnya kawasan di mana terdapat air terjun atau coban, di situ terdapat batu berukuran besar. Batu besar itu, konon menjadi tempat duduk Dewi Anjarwati yang sudah menjanda atau rondo. Oleh karena itu, air terjun di lokasi ini dinamakan Coban Rondo.
Di sini, ada batu besar yang konon batu ini dulu digunakan Dewi Anjarwati sebagai tempat duduk selama menunggu suaminya, Raden Baron Kusuma yang berduel melawan Joko Lelono yang menginginkan istrinya. Sampai pada akhir hayatnya, suami yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Ternyata Baron Kusuma dan Joko Lelono, keduanya sama-sama tewas dalam duel tersebut.
Hingga akhirnya kawasan di mana terdapat air terjun atau coban, di situ terdapat batu berukuran besar. Batu besar itu, konon menjadi tempat duduk Dewi Anjarwati yang sudah menjanda atau rondo. Oleh karena itu, air terjun di lokasi ini dinamakan Coban Rondo.
[lihat.co.id] - Di bagian barat Pulau Bali, ada Taman Nasional Bali Barat. Tak hanya menjadi tempat tinggal satwa liar, tempat ini juga menyimpan kisah cinta tragis antara Jayaprana dan Layonsari.
Tak heran, bila ada wisatawan yang masuk ke taman dan menanyakan makam Jayaprana dan Layonsari. Konon, mereka adalah pasangan suami istri yang harmonis. Sampai akhirnya, Raja Kalianget tertarik pada kecantikan Layonsari dan berusaha untuk mendapatkannya. Dengan licik, sang Raja pun menyuruh Jayaprana pergi ke hutan dan dibunuhlah ia di sana. Sang istri, Layonsari, mengetahui kabar tersebut kemudian bunuh diri.
Menuju pura dan makam keduanya, traveler bisa memasuki sebuah ruangan dalam bangunan seperti balai desa beratap rendah. Sepasang patung lelaki dan perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan Layonsari, mengisi tepat di tengah ruangan.
Tak heran, bila ada wisatawan yang masuk ke taman dan menanyakan makam Jayaprana dan Layonsari. Konon, mereka adalah pasangan suami istri yang harmonis. Sampai akhirnya, Raja Kalianget tertarik pada kecantikan Layonsari dan berusaha untuk mendapatkannya. Dengan licik, sang Raja pun menyuruh Jayaprana pergi ke hutan dan dibunuhlah ia di sana. Sang istri, Layonsari, mengetahui kabar tersebut kemudian bunuh diri.
Menuju pura dan makam keduanya, traveler bisa memasuki sebuah ruangan dalam bangunan seperti balai desa beratap rendah. Sepasang patung lelaki dan perempuan yang menggambarkan sosok Jayaprana dan Layonsari, mengisi tepat di tengah ruangan.
[lihat.co.id] - Jika Anda traveling ke Bengkulu Utara, Bengkulu. Di sana ada sebuah danau dengan nama unik, yaitu Danau Dendam Tak Sudah. Di balik namanya, ternyata tersimpan cerita cinta tragis seputar danau.
Konon, danau yang berada di Kota Bengkulu ini adalah saksi cinta sepasang muda-mudi. Mereka sepakat untuk sehidup semati, tapi sayang cinta keduanya tidak mendapat restu orangtua. Akhirnya, mereka pun terjun bersama ke dalam danau.
Terlepas dari cerita yang melatarbelakanginya, tempat wisata ini memang menarik untuk dikunjungi. Ada banyak pepohonan hijau yang menyuguhkan udara segar di sekitar danau. Tidak hanya itu, turis juga bertemu kawanan lutung dan monyet ekor panjang yang lucu di sini.
Konon, danau yang berada di Kota Bengkulu ini adalah saksi cinta sepasang muda-mudi. Mereka sepakat untuk sehidup semati, tapi sayang cinta keduanya tidak mendapat restu orangtua. Akhirnya, mereka pun terjun bersama ke dalam danau.
Terlepas dari cerita yang melatarbelakanginya, tempat wisata ini memang menarik untuk dikunjungi. Ada banyak pepohonan hijau yang menyuguhkan udara segar di sekitar danau. Tidak hanya itu, turis juga bertemu kawanan lutung dan monyet ekor panjang yang lucu di sini.
No comments: 5 Tempat Wisata yg Memiliki Kisah Sedih di Indonesia
Post a Comment