11 Wanita Berkulit Hitam yg paling Berpengaruh di Dunia

No comments
Mata Dunia Lain -
lihat.co.id
Beberapa minggu yang lalu, FORBES kembali menerbitkan daftar tahunan untuk 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia. Dari 100 wanita yang ditampilkan dalam majalah bergengsi tersebut, terdapat 11 wanita berkulit hitam, yang tiga di antaranya berasal dari Afrika. Mereka termasuk pemimpin politik, eksekutif perusahaan, pimpinan organisasi non-pemerintah, pejabat pemerintah dan istri presiden. 

Inilah 11 wanita berkulit hitam yang paling berpengaruh di dunia versi majalah FORBES dan Merdeka:

lihat.co.id
Istri Presiden Barack Obama ini berhasil memanfaatkan platformnya sebagai ibu negara untuk memerangi obesitas dan mempromosikan pola makan dan gaya hidup sehat. Kecerdasan wanita kelahiran 17 Januari 1964 ini juga tak diragukan lagi. Dibesarkan di South Side Chicago, Michelle berhasil lulus dari sekolah hukum bergengsi Harvard dan kemudian bekerja di firma hukum Sidley Austin, di mana ia kemudian bertemu calon suaminya, Barack Obama. Selanjutnya, ia pun bekerja sebagai bagian dari staf Walikota Chicago Richard M. Daley dan University of Chicago Medical Center.

lihat.co.id
Pada tahun 2011, Oprah memutuskan untuk mengakhiri The Oprah Show setelah 25 tahun menjadi presenter acara talk show yang tidak hanya sukses di Amerika tetapi juga dunia. Ia bahkan masih menjadi salah satu raja media yang paling dihormati di dunia. Oprah juga dikenal sebagai salah satu wanita paling filantropi di dunia. Dia bahkan telah mengibahkan lebih dari USD  400 juta (Rp 3,9 T) selama perjalanan karirnya, termasuk menghabiskan sekitar USD 100 juta (Rp 980 miliar) untuk Oprah Winfrey Leadership Academy for Girls di Afrika Selatan.

lihat.co.id
Istri Jay-Z ini berhasil menghimpun pundi-pundi kekayaannya dari penjualan albumnya yang hit dan line pakaiannya yang bernama House of Dereon. Kontraknya dengan Pepsi bahkan mencapai USD 50 juta (Rp 490 miliar). Beyonce juga dikenal sebagai salah satu musisi terlaris sepanjang masa, ia bahkan telah menerima 17 penghargaan Grammy.

lihat.co.id
Rosalind adalah CEO Sam's Club, keanggotaan klub diskonto dan pengecer terbesar ke-8 di Amerika Serikat. Wal-Mart memiliki 6.200 lokasi di Amerika Serikat, Brasil dan China dan memiliki lebih dari 47 juta anggota. Rosalind, 50, diangkat pada bulan Januari tahun lalu sebagai Presiden Sam's Club. Sebagai mantan eksekutif di Kimberly-Clark, ia bergabung dengan Wal-Mart pada tahun 2006.

lihat.co.id
Di bawah kepemimpinan Ursula, Xerox telah mengubah citranya sebagai produsen printer untuk bisnis layanan penuh. Pada tahun 2010, Xerox mengakuisisi bisnis outsourcing perusahaan Affiliated Computer Services (ACS). Xerox sekarang mendapatkan setengah dari total pendapatan dari bisnis jasa seperti mengelola transaksi tiket elektronik, jalan tol, dan meter parkir. 

Menariknya, Ursula mengawali karirnya di Xerox mulai dari bawah yakni dengan mengikuti program magang musim panas di Xerox pada tahun 1980. Ia lalu bergabung dengan perusahaan tersebut secara fulltime setahun kemudian setelah mendapat gelar Master di bidang teknik mesin di Universitas Columbia. Ia menjadi Wakil Presiden pada tahun 2000 dan diberi gelar CEO pada tahun 2009.

lihat.co.id
Joyce melalui setahun kepemimpinannya sebagai presiden wanita pertama Malawi dengan mendorong pemulihan hubungan dengan komunitas donor internasional. Malawi adalah salah satu negara termiskin di Afrika yang sangat bergantung pada bantuan asing untuk sekitar 40% dari pendapatannya. 

Joyce bahkan telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia demi membujuk lembaga keuangan global untuk mengembalikan harta Malawi yang dibekukan selama rezim pendahulunya, Bingu Wa Mutharika. Tetapi sayang, keputusannya untuk mendevaluasi mata uang Malawi sebesar 50% - untuk memenuhi persyaratan IMF - mengakibatkan naiknya biaya makanan dan bahan bakar dan protes pun kemudian meluas.

lihat.co.id
Pada bulan April 2012, Ertharin diangkat sebagai direktur eksekutif organisasi kemanusiaan terbesar di dunia. Tugasnya adalah mengawasi lebih dari 15.000 stafnya di sekitar 78 negara yang berbeda dalam upaya meningkatkan kesadaran dan memberikan solusi bagi masalah pangan seperti kelaparan, rawan pangan, dan gizi buruk. Pada tahun pertamanya, Ertharin dan stafnya fokus dalam memerangi kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan di Afrika Barat dan perang sipil di Suriah.

lihat.co.id
Pada tahun 2006, Helene ditunjuk sebagai Presiden dan Chief Executive Officer dari CARE Amerika, sebuah organisasi kemanusiaan terkemuka yang aktif memperjuangkan kemiskinan di 87 negara. 

Tahun lalu, selama krisis pangan di wilayah Sahel, Afrika Barat, yang menewaskan jutaan orang yang membutuhkan bantuan darurat, Helene memimpin CARE untuk membantu Chad, Niger dan bahkan Mali, dan lebih dari 750.000 orang yang membutuhkan bantuan darurat dalam menyediakan akses terhadap pangan serta meningkatkan akses terhadap air, sanitasi dan kebersihan. Tahun lalu, CARE berhasil membantu lebih dari 83 juta orang di 84 negara dengan anggaran sebesar USD 586 juta (Rp 5,7 T) untuk menghadapi bencana alam, perubahan iklim dan penyebab lain dari kemiskinan global.

lihat.co.id
Nigeria adalah negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Afrika dengan hampir USD 50 miliar (Rp 490 T) dalam cadangan devisa. Pada tahun 2011, Ngozi Okonjo-Iweala, seorang ekonom dan administrator berpengalaman dari Nigeria meninggalkan posisinya sebagai managing director di Bank Dunia untuk mengemban tugas sebagai menteri keuangan Nigeria setelah didesak oleh Presiden Nigeria Goodluck Jonathan.

lihat.co.id
Risa mengepalai Robert Wood Johnson Foundation, sebuah yayasan kesehatan terbesar di Amerika. Dia menjadi CEO pada tahun 2003 dan bertugas mengawasi sekitar 800 hibah, dengan total sumbangan USD 10 miliar (Rp 98 T) dan pengeluaran tahunan sebesar USD 350 juta (Rp 3,4 T) untuk meningkatkan kesehatan dan perawatan kesehatan. Risa adalah wanita pertama yang menjabat sebagai kepala yayasan di Amerika.

Related Posts: 11 Wanita Berkulit Hitam yg paling Berpengaruh di Dunia

No comments: 11 Wanita Berkulit Hitam yg paling Berpengaruh di Dunia

Blog Archive